Senin, 02 Mei 2011

Mengenang Sang Maestro

Puisi Chairil Anwar HAMPA

kepada sri

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.



>>>
Hadeehhhh lupa. . . puisi ini ditulis tahun berapa yak sama Chairil??
Tapi puisi ini di tulis waktu Chairil suka sama seorang penyiar radio jepang yaitu Sri Ayati, Tapi sayang sampai akhir hidupnya chairil gak berani mengungkapkannya. Padahal dengan perempuan yang lain dia berani banget, yahhh bisa dibilang playboy lah. . heheheh

26 April 2011 adalah 62 tahun meninggalnya Chairil Anwar. Karyanya yang sensasional akan selalu dikenang. ^____^

0 komentar:

Ekspresikan Komentar Anda | Ex : Ketik :10
:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40
:41 :42 :43 :44
:45 :46 :47 :48

Posting Komentar