Setiap kali berada di taman ini, aku selalu merasa seribu kali lebih nyaman dibandingkan berjam-jam berada di sauna sekalipun. Di sini banyak hal menarik yang dapat dilihat dan dinikmati. Sosok cantik yang terbang kian kemari, berwarna-warni dengan bermacam-macam bentuk dan rupa yang berbeda. Yupz, dia itu kupu-kupu namanya.
Bukan sekali duakali aku berniat menangkap kupu-kupu itu untuk aku jadikan peliharaan, tapi ternyata hasilnya lebih sulit dari yang aku bayangkan. Kupu-kupu, makin menjadi-jadi terbang kesana-kesini.
Dengan berat hati aku urungkan niat terbesarku untuk menangkap kupu-kupu itu dengan tujuan ingin memeliharanya. Sejenak aku berpikir, bukankah kupu-kupu ditakdirkan untuk bebas terbang kemanapun ia mau? Justru aku malah dengan egoisnya ingin memeliharanya. Itu berarti aku sudah hampir membunuhnya secara tidak langsung, dan bagaimana kupu-kupu itu bisa terlihat cantik? Bukankah kecantikannya dapat semakin terlihat disaat mereka terbang kesana kemari? Owh my.. . . . . . hampir saja aku melakukan hal bodoh. Oleh karena itu, mulai sekarang aku selalu sempatkan datang ke taman ini untuk sekedar menghilangkan penat dengan mengagumi keindahan dan kecantikan kupu-kupu.
Tanpa harus memilikinya, asalkan kita punya mata dan hati yang peka untuk bisa melihat dan mengagumi bahkan merasakan, maka sudah pasti hasilnya adalah indah.
Sumber Inspirasi : Wangsit Ken Dedes ( part 2 )