Jumat, 16 Desember 2011

112 AC MiLan Ku!!!!!!!!

Laaaa dadadadada. . . .
Ini cerita tentang seorang yang sangat seorang sekali. hihihihihi Yang aku persembahkan untuk ultah AC MILAN 112 Football team favorit, kesayangan x sempre deh.

-Tahun 1997 silam-

Hari ini ia terbangun dengan senangnya. Siap menjelajah kota dengan semua bekal yang sudah disiapkan oleh Ibunda tercinta.

Hari ini ada piknik sekolah. Dari minuman sampai segala macam makanan sudah tersimpan rapi di dalam tas Mickey Mouse kesayangannya.

Terdengar dari luar teriakan seorang sahabat kecil, yang sepertinya juga sudah siap dengan bekal yang ia bawa. Dan tidak lupa bola tendang kesayangannya. Entah apa maksudnya?

"Ngapain kamu bawa bola? emang di museum ada lapangan bola?" Kata seorang perempuan kecil.

"Kata simbah, dari pada aku beli bola disana, mendingan aku bawa bola dari rumah. Biar irit." Kata seorang laki-laki kecil yang adalah sahabat kecil si perempuan kecil.

Si perempuan kecil bingung rupanya, dengan yang dimaksud dari simbahnya si laki-laki kecil.

Secepat mungkin dua sahabat kecil itu sudah sampai di sekolah. Bus yang akan ditumpangi pun sudah berparkir rapi di halaman sekolah.

Tadaaaaaa, Saatnya dua sahabat kecil menikmati liburan sekolah bersama teman-teman lainnya.

########

Seharian sudah menjelajah museum, kebun binatang dan taman bermain. Sungguh melelahkan tetapi menyenangkan. Tentu saja hari ini tidak menjadi hari yang sia-sia.

########

Si perempuan kecil sudah kelas 5 SD sedangkan si laki-laki kecil masih kelas 4 SD. Umur mereka pun tidak terpaut jauh. Hanya berbeda bulan saja. Mereka adalah sahabat yang tidak terpisahkan, apalagi mereka juga tetangga.

Tingkah laku mereka pun hampir sama, terlihat seperti laki-laki semua. yupz laki-laki kecil yang lucu. *hehehehe*

Mereka punya banyak kesamaan, salah satunya suka sekali main bola dan akhir-akhir ini si perempuan kecil juga tidak pernah ketinggalan menonton acara siaran bola di tivi. Apapun klubnya mereka suka, asal pemainnya juga bagus.

Si Laki-laki kecil sangat suka sekali dengan Michael Owen dengan jersey Merahnya di Liverpool. Sementara si Perempuan kecil suka sekali dengan Alessandro Del Piero tetapi ia juga suka dengan Owen. Si perempuan kecil belum begitu mengerti klub-klub bola. Yang ia tahu ia suka dengan seorang Del Piero karena mirip dengan omnya. Dan menghapal hanya lewat warna baju-baju mereka.

"Besok kan hari minggu, kamu nginep di rumah aku aja. Nanti kita nonton bola bareng deh." Ajak si laki-laki kecil dengan polosnya sewaktu pulang sekolah bareng.

"Oke deh, nanti aku bilang sama Ayah." Sambut si Perempuan kecil dengan mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking si laki-laki kecil.

Jarak rumah mereka hanya sekitar 10 meter. Jadi bisa dengan gampangnya saling main ke rumah masing-masing.

Malam pun tiba, si laki-laki kecil sibuk memutar-mutar antena tipinya biar gambar terlihat lebih jelas dan tidak banyak semut menghiasi layar kaca ketika nonton bola nanti. Si laki-laki kecil berpikir, "Yang penting aku bisa nonton bola." Sementara si perempuan kecil nungguin
sambil menguap berkali-kali. Mungkin ia berpikir, " mana bantalku aku ngantuk sekali."

Gak lama kemudian, nonton bola pun telah dimulai. Si laki-laki kecil bilang, "ini yang main liga Italia." lalu si perempuan kecil langsung menyahutnya, "wah berarti ada Del Piero kan?".

"Enggak, gak ada Del Piero. Del Piero kan main di klub putih hitam. Kalau ini yang merah hitam." kata si Laki-laki kecil semangat menjelaskan.

"Yaaahh, kenapa bukan Del Piero yang main? Tapi itu yang satunya bajunya kayak punya Del piero? woooww tapi yang ini bajunya bagus warnanya. Merah hitam kayak kaos kaki mickey mouseku."

"Kamu jangan ngomong terus, nanti kalau gol aku gak tahu." Kata si laki-laki kecil setengah kesal.

"Emang kamu dukung yang mana? waahh yang itu mirip Ayahku ya? Tapi Ayahku kan rambutnya hitam".

"Udah nonton dulu jangan ngomong terus. Ssssstttt!"

Begitulah si Laki-laki kecil, ia menjelma menjadi seperti orang dewasa yang tidak mau diganggu, kalau sedang menonton bola di tivi. Dan mungkin lelaki dewasa juga seperti itu. **hihihihi**

-beralih ke Tahun 1998-

Melihat si laki-laki kecil sudah sibuk dengan bola tendang kesayangannya. Si perempuan kecil juga tidak mau ketinggalan. Ia pun bersiap menendang dan menangkap bola bersama teman-teman lainnya.

Bersama teman yang lain, mereka sudah tiba di lapangan yang berukuran 1000 kali jauh dari sempurna ukuran lapangan bola sesungguhnya. Yang namanya anak kecil, semua gak jadi soal asalkan mereka bisa senang dan bermain bersama teman-temannya.

Dapat dibayangkan dari sekian anak yang berada di lapangan itu, hanya si perempuan kecil wanitanya sedangkan yang lain laki-laki semua. Ia tetap keukeuh kepengen main bola, jadi ia hanya dipercaya menjadi penjaga gawang dengan alasan, "kamu kan anak perempuan, larinya gak cepat, nanti gak bisa bikin gol banyak." Yang penting bisa ikut bermain, hal tersebut gak jadi masalah buat si perempuan kecil.

######

Akhir-akhir ini sudah gencar sekali dengan euforia Piala Dunia 98 yang bakal diadakan di prancis. Begitu pula dengan Si laki-laki kecil dan si perempuan kecil. Dengan masing-masing dan beda-beda yang mereka suka. Laki-laki kecil sudah mendeklarasikan kalau dia mendukung Inggris dan Italia. Sedangkan si perempuan kecil masih bingung.

"Aku jelas dukung Inggris, kan ada Michael Owen. Kamu dukung Italia aja, kan ada Del Piero."

"Aku nggak tahu. Aku mau dukung yang bajunya bagus. Sama Del Piero juga."

Begitulah anak-anak, mereka selalu keukeuh dengan apa yang mereka suka dan gemari.

########

Perhelatan Piala Dunia pun segera di mulai. Tiba saatnya si laki-laki kecil dan si perempuan kecil sibuk bersiap untuk menonton siaran bola. Kali ini si laki-laki kecil yang menginap di rumah si perempuan kecil. Kalau sudah piala dunia otomatis banyak yang gandrung. Mengingat Ayah dan kakak laki-laki si perempuan kecil juga adalah penggemar sepak bola.

"Adek dukung yang mana nih?" Kata Sang Ayah kepada si perempuan kecil dan si laki-laki kecil.

"Pakde, aku dukung Inggris aja, kan ada michael owen." Sahut si laki-laki kecil.

"Aku dukung yang bajunya bagus, trus sama yang ada Del Piero nya sama yang ada orang mirip Ayah." Tukas si perempuan kecil semangat.

"Ada-ada saja toh kamu nduk, mana ada yang mirip Ayah. Pemain bola kan gagah-gagah." Ayah menimpali.

Telusur kena telusur ternyata yang dimaksud si perempuan kecil, pemain bola yang mirip Ayahnya adalah seorang OLIVER BIERHOFF. Pemain Udinese yang berkebangsaan Jerman. Yang dilihatnya pertama kali saat Udinese vs AC Milan bertanding.

Maklum yang namanya anak kecil, yang dicari dan akhirnya disuka yang berbaju bagus. Dan menurutnya Jersey Jerman pada waktu itu, bagus! Ia pun sejenak agak melupakan kesukaannya pada seorang Del Piero yang ia bilang mirip dengan om nya. Sekarang ia sudah punya idola baru seorang Oliver bierhoff yang justru ia bilang mirip dengan Ayahnya.

Walaupun pada kenyataan dan akhirnya Jerman tidak menjadi juara. Mungkin dapat dibilang itu adalah awal mulanya ia suka dengan Der panzer julukan untuk timnas Jerman.

Sejak saat itu si perempuan kecil jadi lebih gandrung lagi dengan yang namanya siaran bola di tivi. Si laki-laki kecil lebih tahu soal nama-nama klub dari liga manapun dan nama-nama pemainnya pun ia lumayan tokcer untuk menghapalnya di luar kepala. Jadi setiap ada hal baru yang si perempuan kecil ingin tahu ia bertanya pada si laki-laki kecil.

Seiring dengan berjalannya waktu, si perempuan kecil menjadi sangat mengidolakan sekali seorang Oliver Bierhoff *yang selalu ia bilang mirip dengan Ayahnya tercinta*. Kejutannya lagi, Ia mendapat info dari si laki-laki kecil bahwa Bierhoff akan berpindah klub ke merah hitam yang kebetulan warna bajunya sangat disuka oleh si perempuan kecil *merah hitam yang ia suka karena sama seperti warna kaus kaki mickey mousenya*.

######

Melihat anak perempuan kecilnya yang makin hari makin bertingkah sama seperti si laki-laki kecil, Sang Ayah terlihat tidak masalah, ia berpikir, "namanya juga anak kecil."

Suatu saat si perempuan kecil ikut ibundanya pergi ke rumah sakit menjenguk saudaranya yang sedang sakit di rumah sakit, yang letaknya lumayan jauh dari rumah mereka.

Sesampainya di rumah sakit, betapa tidak heboh, si perempuan kecil melihat ada seorang anak laki-laki *yang masih kecil juga* memakai baju merah hitam, seperti yang dipakai para pemain sepak bola. Dan kebetulan warnanya sangat ia suka, ditambah lagi idola barunya sekarang sudah pindah ke klub berbaju merah hitam itu.

Yang ia pikirkan, "kok anak itu bisa punya baju itu ya? dia beli dimana?" ia juga berpikir, "bukannya cuman pemain bola aja yang punya? kok dia bisa punya?". Sudah pasti hal tersebut sangat membingungkan si perempuan kecil. Banyak pertanyaan, yang ia bingung harus tanyakan pada siapa saat ini. Ibundanya pun mungkin tidak tahu.

"Ibu, baju anak itu bagus ya?" katanya tiba-tiba pada ibunya.

"Baju adek juga bagus." jawab ibu dibarengi dengan senyuman khasnya.

"Bu, pokoknya besok ibu harus belikan aku baju seperti itu. biar aku kalau main bola bisa pakai baju itu."

"Iya besok dibelikan."

Setelah mendengar pernyataan ibunya, si perempuan kecil sepertinya terlihat sedikit lega. Seperti terkucur pencerahan dari langit. Dan yang pasti senang hatinya.

######

Karena kesibukan baik Ayah maupun Ibunya, baju bola merah hitam yang ia minta pun tak kunjung dibelikan. Hal ini tentunya membuat si perempuan kecil agak kesal dengan kedua orang tuanya.

Sampai pada akhirnya. . . . . .
Ia bilang lagi dengan Ayah dan ibunya, supaya segera membelikan baju itu.

Yang dekat dengan rumahnya hanya pasar tradisonal saja. Sementara kalau harus ke mall itu jauh sekali dari rumah, karena rumah mereka termasuk terpencil dan dekat dengan pegunungan. *Tetapi asri dan penuh kerinduan*

Suatu hari ibunya berencana berbelanja di pasar dan ketika ia ditanya, "adek mau oleh-oleh apa? sate atau bakso?" Ia pun menjawab, " aku nggak mau, ibu belikan aku baju bola yang aku minta kemarin aja." Kemudian ibunya pun tersenyum paham.

Dengan susah payah membawa belanjanya sang Ibu pun berniat untuk membelikan anaknya baju seperti yang ia minta, bergaris merah dan hitam.

Seantero pasar sudah ia jelajahi kemudian setelah dapat segeralah ia kembali ke rumah.

Si perempuan kecil pun sudah menunggu kedatangan ibunya dari pasar. Sudah penasaran, akan segera dipakai dan dipamerkan kepada si laki-laki kecil, itu niatnya.

Tidak lama kemudian dengan belanjaan yang seabrek, sang Ibu pun sudah sampai rumah dengan selamat dan sentausa.

"Bu, manaaaaaa bajunyaaa?" sambutnya di depan pintu dengan tidak sabar.

"Sebentar dulu, ibunya masih capek." Kata Sang Ayah.

Tanpa banyak kata, Si perempuan kecil pun membongkar belanjaan ibunya dengan semangat. Kemudian. . . . .

"Loh kok bajunya warna ungu??? aku kan bilang ke ibu garis merah hitam?" Kata si perempuan dengan sangat kecewa.

"Iya dek, yang merah hitam gak ada. Adanya ini aja yang warna ungu ini. Tadi ibu udah keliling, semua gak ada. Besok aja ya kalau sama Ayah jalan-jalan ke kota nanti kita beli disana. Pasti banyak yang bagus." Kata ibu yang ikut merasakan kekecewaan anaknya.

Si perempuan kecil masih sedikit terlihat kecewa. Tapi mau gimana lagi, ia juga kasihan melihat ibunya yang sudah kelihatan lelah sekali.

Dengan membawa baju barunya yang berwarna ungu tadi, ia berjalan keluar rumah dengan niat mau ke rumah si laki-laki kecil.

Sesampainya disana, si laki-laki kecil lagi asyik main robot-robotan dengan adiknya. Si laki-laki kecil pun menyadari kedatangan si perempuan kecil yang terlihat tanpa senyum tidak seperti biasanya.

"Kamu kenapa? kok cemberut?" kata si laki-laki kecil menyelidik.

Tanpa kata, ia menyerahkan baju berwarna ungu bernomor punggung 10 dengan nama Rui Costa, yang ia bawa dari rumah.

"Ini baju bola barunya? katanya mau beli yang AC Milan kok malah beli Fiorentina?"

"Iya, Ibu yang beli'in, padahal aku udah pesan yang merah hitam tapi di penjualnya nggak ada, adanya cuman yang itu aja."

"Tapi Rui Costa juga mainnya bagus kok. besok lagi baru beli yang merah hitam."

Setelah bertemu dengan si laki-laki kecil, kemudian mereka bermain dan juga bersama teman yang lainnya. Akhirnya si perempuan kecil sudah terlihat tidak begitu sedih lagi. Apalagi Ayahnya juga bilang, "Besok setelah kenaikkan kelas kita jalan-jalan terus langsung beli buat kamu. Tapi kamu janji nilainya harus bagus lagi."


_______End_________

Sebuah perjalanan dari mulai tahu kemudian ingin mengenal hingga sekarang masih dan akan selalu belajar untuk mengenal si Merah Hitam. Pengetahuanku memang masih sangat dangkal tentang klub sepak bola kesayanganku ini. Tapi dukunganku akan selalu penuh dan tidak akan pernah dangkal.

Forza Magico 112th Milan!!!!!!!!







Senin, 05 Desember 2011

Sisipan, sepatah kata !

Pagi selalu memberi kejutan yang indah buatku. Entah dengan sinar mentarinya, awan mendungnya ataupun hujan gerimisnya. Apapun keadaannya aku selalu merindukan sang pagi.

Karena Pagi lah yang membantuku merangkai semua impian yang akan aku bawa berlari, dalam keadaan apapun.

Pagi selalu datang dengan diam dan tenangnya. Pagi berbicara melalui suasananya yang indah.

Aku selalu yakin pagi tidak akan pernah menyesatkan aku.

Karena, Pagi itu KAMU. Yang Selalu aku tunggu dan aku nantikan. Tak peduli dengan keadaan yang bagaimana.