Rabu, 23 November 2011

Bagian Enam !

". . . . . Hari ini aku masih nungguin dia, dengan ditemani alunan musik yang sama seperti saat pertama kali berbincang dengannya di mushola belakang sekolah."
Unintended - By Muse

Hari ini anak-anak aneh, tidak seperti biasanya. *Intinya AKU DICUEKIN*
Mereka gak ngajak ngomong kalau aku gak ngajak ngomong duluan. Bahkan Sekar yang duduk sebangku denganku aja tidak bergeming sedikitpun kalau aku gak "halo-halo" duluan. Hmmmmpppffffhhh Ada Apa Dengan Mereka??????????

###


Hari berikutnya aku tetap mencoba biasa saja. Tapi lama kelamaan mereka bertiga sudah melampaui batas kewajaran. Aku semakin yakin, ini ada yang tidak beres.

Istirahat pertama aku mencoba mengajak mereka bicara baik-baik. Sebenarnya ada apa sih?? Belum juga aku selesai berucap. Laras memotongnya dengan nada nyolot *sekali*.

" Asyik ya, pacaran sama anak baru? bahkan saking asyiknya kita-kita sekarang udah gak dibutuhin lagi?" Kata Laras dengan nada tinggi yang benar-benar bikin aku kaget. Sebelumnya dia gak pernah sekalipun sampai ngebentak aku kayak gini. Aku yakin mereka marah banget, terutama Laras.

Selain Laras, Lintang dan sekar juga memandangku lekat-lekat, sementara aku hanya mampu menunduk pasrah. Aku tahu aku salah. Dan aku juga tahu dimana letak kesalahanku. Seharusnya memang aku harus cerita ke mereka tentang kedekatanku dengan Banyu. Jadi mereka tidak merasa seperti sudah tidak aku butuhkan lagi. Walaupun kedekatanku dengan Banyu hanya atas nama pertemanan dan tidak lebih seperti yang Laras tuduhkan ke aku.

Maksudku untuk backstreet berteman dengan Banyu, karena aku tahu mereka kurang suka dengan Banyu. Apalagi kabar-kabar tentang Banyu di antero sekolah juga gak ngenakin banget. Banyu dikenal anak yang bermasalah dan ugal-ugalan. Dia gak punya banyak teman di sekolah. Dan jujur saja aku miris mengenai hal ini, karena aku yakin Banyu bukan orang yang seperti orang-orang bilang.

Aku juga gak mau Laras, Sekar dan Lintang protes yang tidak-tidak karena aku mau temenan sama Banyu. Makanya aku lebih memilih menyembunyikan ini dari mereka bertiga. Tambah lagi, sejak pertama Banyu masuk di sekolah ini, Laras pernah cerita kalau dia sebenarnya naksir Banyu dari pandangan pertama. Sungguh, sungguh sekali aku tidak bermaksud untuk menjadi pengkhianat dengan cara "teman makan teman". Niatku kepada seorang Banyu hanya tulus berteman.

Setelah aku jelaskan panjang lebar, Lintang dan Sekar bisa sedikit memahami, tetapi masih sulit untuk Laras. Aku bisa mengerti perasaannya. Mungkin dia pikir aku ratu tega. Mungkin dia pikir aku jahat sekali. Mungkin dia pikir aku memang seorang pengkhianat. Mungkin juga dia berpikir aku sudah menusuknya dari belakang. Mungkin juga dia sudah tidak menganggap aku teman karena aku memang tidak pantas disebut sebagai seorang teman.

Entahlah, aku sudah berdosa pada seorang teman sebaik Laras. "Maaf. . . . " , mungkin dia sudah bosan mendengarnya. Tapi aku gak boleh menyerah sampai Laras benar-benar maafin aku. Bagaimanapun caranya. Help Me , God!!!!!!!!!



___________________________ Bersambung

Selasa, 22 November 2011

Bagian Lima !

". . . . . Hari ini aku masih nungguin dia, dengan ditemani alunan musik yang sama seperti saat pertama kali berbincang dengannya di mushola belakang sekolah."
Unintended - By Muse

Hari makin hari, aku makin dekat dengan Banyu, aku seperti menemukan sosok Dimas yang sudah pergi. Sahabat karibku yang sekarang sudah tenang di surga. Banyu adalah kawan yang baik, kami selalu punya obrolan seru walaupun hanya belakang mushola sekolah tempat kita bercerita, cerita tentang apapun. Dia memang orang yang cuek, tapi dia juga punya sense of humor tinggi.

Besok 11 September 2004 adalah ulang tahun Banyu yang ke 17. Rencananya aku mau bikin surprise kecil untuk dia. Sesuatu yang spesial yang bisa dikenang dan disimpan. *Masih berpikir dan akupun bingung*

###

Pagi ini 11 September 2004, aku sengaja bangun pagi sekali. Rencana mau berangkat ke sekolah lebih awal. Karena aku tahu Banyu juga selalu berangkat awal ke Sekolah. Kado yang sudah terbungkus rapi sudah aku masukkan tas dan tinggal melesat pergi.

Pukul 6 seperempat aku sudah sampai di sekolah. Pak Mono penjaga sekolah, terkaget-kaget melihat aku berangkat sepagi itu. Entah beliau berkata apa, hanya aku tanggapi dengan cengiran khas seorang Daun.

Tanpa pikir panjang aku langsung menuju kelas IPA satu. Pintu sudah terbuka, itu tanda sudah ada siswa di dalamnya.

Pelan-pelan aku masuk kelas itu. Kali ini tebakanku salah. Belum ada tanda-tanda kalau kelas itu sudah berpenghuni. "Ahaaaa, belakang sekolah." teriakku yakin.

Karena aku sudah penasaran akut, tanpa ragu-ragu aku berlari menuju belakang sekolah *otomatis sekitar mushola, tempat favorit aku dan Banyu*. Aku terhenti sejenak lalu berjalan pelan dengan tujuan biar gak ketahuan kalau nanti memang ternyata sudah ada Banyu di sana.

Pelan-pelan aku mengintai tempat kejadian perkara *hehehehe*. Dan kali ini benar, Banyu sudah ada di sana, bertapa gaul seperti biasanya. Apa dia sendiri lupa dengan hari ulang tahunnya? Pikirku menyelidik.

"Hey Mister Galak, Happy Sweet seventeen." Teriakku sambil berlari dan berhasil menoyor kepalanya.
"Nih, kado buat kamu."

"Apaan nih? Dari mana tahu kalau aku ulang tahun hari ini?" Katanya dengan ekspresi campur-campur. *Soalnya gak jelas*

"Buka aja gak papa kok. Hehe, tahu dong. Masa ulang tahun teman sendiri nggak tahu."

"Makasih banyak deh Daun yang cerewet."
"Serius nih, kok bisa tahu ulang tahunku? selama ini kan kamu gak pernah nanya dan aku juga belum pernah cerita ke kamu." Katanya penasaran.

"Hehe, maaf nih sebelumnya, Gak sengaja lihat SIM kamu waktu buka dompet pas bayarin makan di kantin minggu lalu." Tukasku.

###

Surprise Pagi ini sukses. Banyu juga suka sama kado yang aku kasih. Cuman sederhana sih kadonya, Gelang karya aku sendiri. Judulnya gelang persahabatan, aku pakai dan dia juga pakai. *hehehehehe*



__________________________ Bersambung

Minggu, 20 November 2011

Bagian Empat !

". . . . . Hari ini aku masih nungguin dia, dengan ditemani alunan musik yang sama seperti saat pertama kali berbincang dengannya di mushola belakang sekolah."
Unintended - By Muse

Siang ini cuaca di sekolah nyaman banget. Sejuk, adem *mungkin seperti di surga* *padahal juga belum pernah kesana* hhahahahah. Daaaaannnn, nongkrong sekitar mushola adalah pilihan yang tepat. Mumpung anak-anak juga lagi pada sibuk sama urusan masing-masing. Jadi aku ada kesempatan untuk ngacir sejenak dan menikmati kesendirian.

Yupz, pas sekali. Tempat ini juga lagi sepi, dalam artian belum ada yang 'menjajah' duluan. Cuman terdengar suara adzan dari mushola dan suara beberapa anak di tempat wudlu.

Dalam judul santai sejenak menikmati desiran angin yang mem'blush-on' wajahku. Duduk, dengan pemandangan langit biru dan lapangan yang terhampar luas sambil menikmati bekal siangku *cemilan buatan nyokap*

Tiba-tiba terdengar suara kaki melangkah dari arah belakangku. Belum sempat aku menoleh kebelakang, langkah itu terhenti.

" Kamu suka nongkrong di sini? " begitu suara yang keluar dari belakangku. Suara yang akhir-akhir ini tidak asing. Suara khas seperti orang yang baru saja bangun tidur.

" Eh masnya, hehehe iya nih. Saya suka suasana di sini." Tukasku sambil membalikkan badan *dan kemudian nyengir gak jelas*

* Jangan panggil aku mas dong. Kita kan seangkatan. Namaku Banyu. Kamu?" Katanya sambil mengulurkan tangan, ngajak salaman. *salaman kedua bo!!*

* Hehe, kan kita belum kenal jadi harus sopan. Aku Daun !" Jawabku dibarengi uluran tanganku.

###


Gak mengira, segitu gampangnya anak baru itu bercerita tentang semuanya. Ternyata benar apa kataku, Predikat yang udah orang-orang kasih ke dia itu semuanya jauh dari benar. Yupz, sejauh ini dia asyik kok. Teman baru yang asyik. Yaa emang sih terkadang kalau ngomong suka seenaknya. Tapi kadang omongannya emang ada benarnya juga. *hehehe* . Aku kira dia bakal betah anti sosialnya. Ternyata anak baru itu juga butuh teman baru. *ya iyalah*


__________________________ Bersambung

Sabtu, 19 November 2011

Bagian Tiga !

". . . . . Hari ini aku masih nungguin dia, dengan ditemani alunan musik yang sama seperti saat pertama kali berbincang dengannya di mushola belakang sekolah."
Unintended - By Muse

Sampai di gereja. Deng. . . . deng. . . .
Itu orang kok gak asing. Kek pernah lihat. Tinggi badan kira-kira 175cm, kulit sawo matang, mata coklat, rambut spike. Yupzz detected, " Si Anak Baru IPA Satu ". Ngapain dia ada disini? *dodol ya ibadahlah, masa mau main basket*
Hmmm, dilihat-lihat ganteng juga anak baru itu. *heh, apasih*

Selesai ibadah seperti biasa aku harus nungguin nyokap sebentar, ada sedikit urusan dengan bapak pendeta. Eh iya, mana tadi tuh anak baru? udah cepet aja ngilangnya, kataku dalam hati. Mataku sudah jelalatan kemana-mana, melihat dari segala arah dan penjuru ruangan. Dan. . . . . .Itu dia. Samperin ah.

Jarak aku berdiri dan si anak baru itu duduk kira-kira 5 meter.

" Hey mas, kita ketemu lagi. Baru pertama kali ibadah di sini ya? " Tanyaku setelah menunggu kurang lebih 3 menit, dia selesai berdoa.

Kuulurkan tanganku pelan-pelan ke arahnya.

" Selamat hari Minggu ya? " Kataku agak ragu-ragu.

Pelan-pelan juga ia menyambut uluran tanganku. Lalu. . . . . .

" Selamat hari Minggu juga."

Mata itu menatapku tajam, otomatis bikin aku jadi sedikit salah tingkah.

" Kenapa? kok ngeliatin saya kek gitu? " Tanyaku menyelidik.

" Sorry, Aku mau lewat. " Jawabnya singkat.

" Oh. Sorry, sorry."

Kemudian dibalasnya dengan anggukan dan ia berlalu dengan santai seperti di belakang mushola waktu itu. Huh, kirain bakal ada percakapan panjang. Kenal lebih dekat begitu. Hmmm, tapi aku rasa ia seorang yang tertutup tentang segala sesuatunya dan tidak ingin diketahui orang lain. Aku juga lihat di sekolah ia seringnya sendirian. Tapi entah lah. Jackie Chan bilang, " suan le, suan le, suan le ."

Jumat, 18 November 2011

Bagian Dua !

". . . . . Hari ini aku masih nungguin dia, dengan ditemani alunan musik yang sama seperti saat pertama kali berbincang dengannya di mushola belakang sekolah."
Unintended - By Muse

Sudah berhari-hari aku gak lihat tampang anak baru itu. Upacara Bendera, senam pagi, pulang sekolah, belakang mushola sekolah semuanya gak ada. Hmmm apa benar yang teman-teman bilang tentang predikat dia?
Gak. . . gaaakkkk. . . gak boleh berpikir buruk dulu. *Hey. . . kenapa aku pikirin hal kek gini?*

###

Weekend ini rencana menginap di rumah salah satu kawan dekat di sekolah. Mau BBQ-an sekalian Pajamas Party. Kalau BBQ-an sih aku paling depan semangatnya, nah kalau pajamas party, aku juga paling depan molornya. *hehehehe*
Seperti biasa dan pada umumnya, yang namanya cewek kalau lagi ngumpul, salah satu obrolan gak pernah lepas dengan topik cowok. Pembahasa kali ini adalah si anak baru kelas IPA satu. Sebenarnya aku juga pengen nimbrung, cerita ke mereka kalau kemarin aku habis 'berduaan' sama anak baru itu di belakang mushola. Hmmmm, tapi mending gak usah diceritakan, nanti mereka makin heboh lagi. *simpan saja*

Aku pulang pagi-pagi dari rumah teman. Niat pagi ini ke gereja pagi bareng nyokap. Tadi udah mandi sekalian sih, jadi di rumah tinggal rapi-rapi aja, selesai itu berangkat. Nyokap udah siap nunggu aku di ruang tengah, dan seperti rutinitas pagi biasanya, aku masih kelimpungan nyari'in sepatu kets.
"Pasti ini kerjaan Miko, suka main pindahin sepatu buat mainan. *Miko adalah anjing kesayangan aku, plus bokap*
Nyokap udah bawel, sepatu juga cuma sebelah yang ketemu. Hmmm, okay, okay terpaksa aku pake sepatu mbakku *yang rada kecilan dan notabene pakai heel*. yuuppzz, aha, okay demi tampil sempurna ke rumah Tuhan. *beribadah*


____________________Bersambung

Bagian Satu !

". . . . . Hari ini aku masih nungguin dia, dengan ditemani alunan musik yang sama seperti saat pertama kali berbincang dengannya di mushola belakang sekolah."
Unintended - By Muse

Kurang jelas asal muasalnya, yang aku tahu dari teman-teman, dia pindah ke sekolah ini karena di sekolah yang lama dia bermasalah. Tukang bolos lah, raja tawuran lah, makanya gak naik kelas terus pindah deh.

Tapi aku rasa ada yang berbeda disini. Anak itu sama sekali gak ada potongan tukang bolos, apalagi raja tawuran. Dilihat dari penampilannya sih cukup enak dipandang, gak neko-neko dan masih dalam batas wajar-wajar aja. Hmmm, aku jadi penasaran. :)

HHmpppffhh, hari yang membosankan, pulang sekolah gak bisa barengan sama teman-teman. Soalnya aku ada ekstrakurikuler Jurnalistik sore ini. Biasanya sih semangat, gak tahu kenapa hari ini bawaannya maleeeesss banget.

Kayaknya angin di sekolah lagi sejuk-sejuknya nih. "Nongkrongdi belakang mushola ah, keknya seru sambil makan." ucapku sendiri. Dengan membawa seperangkat tepak makan dan minum aku berjalan menuju mushola dengan gontainya *maklum lapar akut*. Tapi tiba-tiba otakku memaksa kaki ini buat berhenti.

Yaaahhhh, keduluan deh. Tempat sejuk plus nyaman buat nongkrongku siang ini udah dijajah sama seorang cowok yang sedang bertapa dengan 'gaul' nya. Bertapa gaul sama dengan mata merem dan telinga disumpel pakai headset, sudah begitu musiknya juga teriak-teriak kenceng ditelinganya. *Gimana gak kenceng? orang aku yang gak nebeng pakai headsetnya aja bisa dengar.

Sepertinya dia gak ngeh kalau ada orang yang duduk 3 meter dari jarak dia bertapa. Nah, karena perut juga udah dugem sejak tadi pelajaran Antropologi. So, tanpa ba bi bu aku langsung buka bekal makan siangku yang dibikinin nyokap tadi pagi, ku makan dengan lahapnya. Nasi, sayur buntil favoritku, ikan bandeng dan gak lupa cemilan favorit juga >>> taaaaaaaddaaaaaaa kerupuk udang.

Sesekali sambil melirik ke arah si pertapa di siang bolong itu. Hmmm, gak ada perubahan posisi dan masih gitu aja. Dalam keadaan kayak gini keisenganku muncul. Sengaja aku makan kerupuk sampai terdengar keras bunyi "kriuuukkk. . .kriuuukkk". Yaaahh nihil, dia tetep gak dengar. Makin aku kerasin "Krrriiiuuuuuuuukkkkk" tetap juga nihil. Sampai kerupuknya habis juga kagak bangun-bangun tuh orang. *aku terpikirkan sesuatu* Nah, terakhir ini pasti bangun. Plastik bungkus kerupuk tadi aku tiup sampai seperti balon, lalu. . . . .DOOOOOORRRRRRR!

Pelan-pelan mata itu terbuka.

"Hehe, piss mas kaget ya? sorry loh ganggu bertapanya. Saya cuman numpang makan doang kok. Soalnya biasanya saya juga nongkrong di sini. Mas, murid baru Ipa satu kan? kataku nyerocos. Padahal dalam hati "mampus nih, jangan-jangan bentar lagi ada singa ngamuk lagi."

"Kamu udah lama di situ?" tanyanya dengan suara berat khas orang bangun tidur.

"Mmm, ada kali setengah jam." jawabku

Tanpa pernyataan lanjutan lagi, dia langsung pergi dengan santainya.
"Kagak bilang permisi kek, apa kek gitu. Syukur-syukur beramah tamah ngajak kenalan. Dia kan murid baru." Gerutuku pelan.
Jadi itu anak baru kelas IPA yang bikin heboh seantero sekolah? sekilas emang kayak sombong sih, tapi aku yakin ada sesuatu yang berbeda disini. :))


_____________________ Bersambung

Kamis, 17 November 2011

Fave Song




Inti dari lagu ini, seseorang pasti punya pilihan. Gak peduli halangan atau cobaan apa yang menghalang, pasti ada jalan keluar yang mungkin gak disadarinya. Naaahhhhh. . :)

Hmmm, Kalo dibilang iya ato enggak lagu ini ada kenangan tersendiri? heheheh, iya juga sih.
Saat haha-hihi-hikshiks bersama teman-teman. Teman suka, teman duka, yang gak bisa disebutin atu-atu merknya *eh namanya* Gak peduli apapun yang terjadi tetep kalian ada disini. Makasiiihhhhh. . . :D

Luv u all. . .

Senin, 14 November 2011

Ini. . . Bukan Lebay Biasa!!!

Tadaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Hey Diary, aku sudah ceria kembali. . . . :)

Ini Kisahku, , :))

Hari ini, setahun yang lalu. Perasaan yang membingungkan itu sudah terungkapkan. Hahahahah, setelah kurang lebih setahun jadi saksi bisu *emang batu?* hu'um saksi percintaannya dengan sang wanita. Hehehehe, perasaan campur aduk. hihihi jangan tanya. Rasanya pait, paiiiitt. Yeaaahh!! Tapi bener kata seorang teman. Aku patut berbangga, karena aku berhasil melawan dan menaklukkan rasa pait itu. Jadi manis yang berbekas, ketika aku bisa menuliskan kata. "SAYA SUKA KAMU". Dan direspon baik sama "DIA" yang tidak boleh disebut namanya.

Haruss ku katakan "kecuuuuutttt!!!!!!", curhat sama temen bukannya dapet aroma kata semerbak buat pencerahan, eh malah dapat kata-kata yang mak jleeebb beud getoh. Masa dia bilang. "karena guweh cewe? hah, klasik!! sekarang mo jemput impian ape mo nunggu impian sampe beneran jadi Ratu mimpi kau nyut??"
And of course komentarku cuman *SENYUM* tapi sambil *NELEN LUDAH*

Abisan aku harus gimana doooongg. Dipikir kagak pusing ape?? Keknya aku perlu tukeran jiwa dah, sama cowok juga kagak ape2. Biar bisa mikir pake logika, kagak ngeraaassaaaaiiiinnn mulu isinya. *MAUNYA*

Kalo bener kehidupan kedua itu ada. Mungkin kali yak dia jodohku di kehidupan kedua ntu. Abisan kehidupan sekarang kan keknya kagak mungkin gt. hahahahah. *kali aje bisa gt* Coba bisa di request. heheheh *lagu kali ye request*

Kalo kek gini, aku jadi inget jaman bocah kecil dulu. Punya Temen yang inisialnya M, sama kek nama depannya si ngeselin ntu. Si M di masa kecil aku, nakalnya minta ampun, sukanya mintain maenan. Dulu mulut kecilku pernah bilang, "Aku gak mau temenan sama anak yang namanya M**** lagi, pasti nakal2 semua. hahahahah. Nah sekarang??? Aku malah suka bahkan sayang sekali sama orang yang namanya sama kek dia. Hhihihihi lebih tepatnya ini cuman nyambung-nyambungin aja sih. Biar selalu keinget sampai kapanpun. Kapanpun dan Kapanpun.

Akhir kata sebelum bermimpi indah, " Tuhan, aKu Sayang sama Dia". Dia yang punya senyum indah dan mata merah basah. *Cieeeeeeeeehhhhhh*

Thanks Jesus!!!!! KehendakMu lah yang jadi. ^^
Semangaaaaaaaaatttttttt!!!!!!!

Minggu, 13 November 2011

My. . . . . my. . . . . my. . . . . my. . . . . . . . . . !"




Sabtu, 12 November 2011

Inilah Kisah November itu.

November 2009 adalah awal. Awal ketiga, dari semua berawal.

November 2010 adalah pertengahan. Tengah dari semua pertengahan.

November 2011 adalah ? ? ?

mungkin akan menjadi akhir dari semua yang akan berakhir. hmmppfffhhh, beginilah tidak semua cerita itu happy ending. Sedih sih, tapi Yah begitulah kisah hidup bagaimanapun bentuknya pasti ada makna yang indah dibaliknya. *senyuuuuummmm

Semoga dia bahagia dengan yang akan berawal untukya. *berkaca - kaca* kemudian *senyuuuuumm lagiiii*

Sabtu, 05 November 2011

Celoteh Sendiriku, di Sabtu Malam. ^^

Hmmm, seperti malam-malam yang lalu. Masih seperti ini keadaan hatiku. Terkadang dipatahkan oleh keadaan. Keadaan yang memaksaku untuk menjadi pencemburu. Mencemburui jarak dan waktu.

Mengerti tidak hanya cukup mengerti, seringkali berubah menjadi tidak mengerti.

Kadang aku benci, mengapa yang telah berlalu itu indah? Mengapa yang telah berlalu itu tidak bisa diulang kembali?

Andai semua menjadi yang telah berlalu. Tetapi sungguh itu tidak akan pernah mungkin. Kenyataannya sekarang tidak semanis yang telah berlalu.

Bodoh!!!!
Hei, Bukankah yang akan datang itu pasti akan lebih indah?
Ketahuilah, yang akan datang adalah keabadian?

Keabadianku denganmu dan dengan-Nya.
Keabadianku karena mencintaiMu.

Jumat, 04 November 2011

"Lucas, , Piggarrooooooooo. . . . . .!"

Ooohhhhhhhhhhhhhh November. . . . . . . . . .

..........................Kamu telah datang lagi!!

Apa yang aku bisa perbuat dengan November ini?
Apa yang harus aku perjuangkan untuk November ini?
Apakah masih bisa dan harus aku perjuangkan?
Apakah mungkin sudah saatnya yang aku tunggu harus aku perjuangkan?
Akhir-akhir ini selalu Muncul banyak pertanyaan.

Entahlah. .

Sebenarnya aku takut,
Aku ragu-ragu.

Aku takut kecewa, aku takut sakit, aku takut dan aku belum siap untuk itu. Belum siap untuk kecewa, belum siap untuk sakit. Aku belum siap.

Entahlah. .
Mungkin ini lebih buruk dari seorang pengecut.


Suatu Hari Di Sekitar Malioboro. . . . .

Udah berkali-kali liat, dan dengan orang yang sama.
Seorang bapak-bapak pedagang Asongan, dengan kerombong yang dipikulnya. Bapak tersebut menjual aneka mainan tradisional yang terbuat dari bambu.

Terlihat dari raut wajahnya, seperti gak ada lelahnya. Tapi kemarin aku lihat dari kejauhan bapak itu sedang duduk santai dengan menikmati bekal ala kadarnya yang ia bawa.

Terpikir sejenak, gimana kalo bapak itu adalah Ayahku, sungguh penuh perjuangan untuk menafkahi keluarga. Dan aku selalu bersyukur untuk itu.

Bapak itu sudah tua tapi semangatnya masih 'muda' sekali. Salut untuk ini. Beliau pantang menyerah walaupun, barang yang ia jual belum laku sama sekali. Beliau tetap semangat menawarkan dagangannya.

Nah harusnya aku sebagai yang masih muda jangan sampai kalah dengan Bapak pedagang asongan itu. Semangat bapak itu harus menjadi inspirasi buatku. AKu yakin Tuhan sudah menempatkan siapapun sesuai kemampuannya. Karena Tuhan selalu indah pada waktunya. Semangaaaaattt, Jiayouuuuu!!!!!! ^^