Rabu, 23 November 2011

Bagian Enam !

". . . . . Hari ini aku masih nungguin dia, dengan ditemani alunan musik yang sama seperti saat pertama kali berbincang dengannya di mushola belakang sekolah."
Unintended - By Muse

Hari ini anak-anak aneh, tidak seperti biasanya. *Intinya AKU DICUEKIN*
Mereka gak ngajak ngomong kalau aku gak ngajak ngomong duluan. Bahkan Sekar yang duduk sebangku denganku aja tidak bergeming sedikitpun kalau aku gak "halo-halo" duluan. Hmmmmpppffffhhh Ada Apa Dengan Mereka??????????

###


Hari berikutnya aku tetap mencoba biasa saja. Tapi lama kelamaan mereka bertiga sudah melampaui batas kewajaran. Aku semakin yakin, ini ada yang tidak beres.

Istirahat pertama aku mencoba mengajak mereka bicara baik-baik. Sebenarnya ada apa sih?? Belum juga aku selesai berucap. Laras memotongnya dengan nada nyolot *sekali*.

" Asyik ya, pacaran sama anak baru? bahkan saking asyiknya kita-kita sekarang udah gak dibutuhin lagi?" Kata Laras dengan nada tinggi yang benar-benar bikin aku kaget. Sebelumnya dia gak pernah sekalipun sampai ngebentak aku kayak gini. Aku yakin mereka marah banget, terutama Laras.

Selain Laras, Lintang dan sekar juga memandangku lekat-lekat, sementara aku hanya mampu menunduk pasrah. Aku tahu aku salah. Dan aku juga tahu dimana letak kesalahanku. Seharusnya memang aku harus cerita ke mereka tentang kedekatanku dengan Banyu. Jadi mereka tidak merasa seperti sudah tidak aku butuhkan lagi. Walaupun kedekatanku dengan Banyu hanya atas nama pertemanan dan tidak lebih seperti yang Laras tuduhkan ke aku.

Maksudku untuk backstreet berteman dengan Banyu, karena aku tahu mereka kurang suka dengan Banyu. Apalagi kabar-kabar tentang Banyu di antero sekolah juga gak ngenakin banget. Banyu dikenal anak yang bermasalah dan ugal-ugalan. Dia gak punya banyak teman di sekolah. Dan jujur saja aku miris mengenai hal ini, karena aku yakin Banyu bukan orang yang seperti orang-orang bilang.

Aku juga gak mau Laras, Sekar dan Lintang protes yang tidak-tidak karena aku mau temenan sama Banyu. Makanya aku lebih memilih menyembunyikan ini dari mereka bertiga. Tambah lagi, sejak pertama Banyu masuk di sekolah ini, Laras pernah cerita kalau dia sebenarnya naksir Banyu dari pandangan pertama. Sungguh, sungguh sekali aku tidak bermaksud untuk menjadi pengkhianat dengan cara "teman makan teman". Niatku kepada seorang Banyu hanya tulus berteman.

Setelah aku jelaskan panjang lebar, Lintang dan Sekar bisa sedikit memahami, tetapi masih sulit untuk Laras. Aku bisa mengerti perasaannya. Mungkin dia pikir aku ratu tega. Mungkin dia pikir aku jahat sekali. Mungkin dia pikir aku memang seorang pengkhianat. Mungkin juga dia berpikir aku sudah menusuknya dari belakang. Mungkin juga dia sudah tidak menganggap aku teman karena aku memang tidak pantas disebut sebagai seorang teman.

Entahlah, aku sudah berdosa pada seorang teman sebaik Laras. "Maaf. . . . " , mungkin dia sudah bosan mendengarnya. Tapi aku gak boleh menyerah sampai Laras benar-benar maafin aku. Bagaimanapun caranya. Help Me , God!!!!!!!!!



___________________________ Bersambung

0 komentar:

Ekspresikan Komentar Anda | Ex : Ketik :10
:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40
:41 :42 :43 :44
:45 :46 :47 :48

Posting Komentar