Selasa, 20 September 2011

我 的 心里 说. . . . . . . . .

Sepatah katapun seperti sudah sulit diucapkan. Mulut sudah dikunci rapat-rapat, tangan sudah diikat erat-erat. Apakah Sudah tidak ada lagi kebebasan? Mungkin sudah paten dari hati. Ohhhh, entahlah.

Bahkan lebih baik bicara dengan cermin. Seenggaknya tetap terlihat, walaupun cuman sekedar bayangan. Tapi memang yang bergerak melebihi bayangan itu sendiri. Tak tersentuh, tak akan pernah tersentuh.

Tatapan dan nada suara yang ramah, sudah hilang, sudah berlalu, pergi begitu saja seperti angin. Sapaan yang hangat itu sudah tidak bisa terasa lagi. Sapaan itu kini telah menjadi dingin. Hmmm, bisa jadi sudah sedingin es. Menjadi beku dan entah kapan bisa menjadi cair. Tak bisa untuk ditebak.

Sekali ini, aku akan menurutinya. Aku tidak marah, sama sekali tidak. Namun, aku sedang belajar untuk menghargai atas apa yang ia sudah lakukan. Aku tidak akan menanyakan karena aku tau pertanyaan yang akan keluar, mungkin adalah kata-kata yang tidak pernah ia suka.

Pernyataan itu tak akan lagi terulang-ulang dari mulut ini. Karena ia sudah tau, dan bahkan mungkin sudah bosan. Dapat disimpulkan pengulangan kata tidak jauh dari pemaksaan. Hmmm, jangan sampai itu terjadi.

Namun bagaimanapun aku akan tetap mendoakan ia. Sebagaimana aku minta kekuatan kepada Tuhan agar selalu bisa mendoakan orang-orang yang aku sayangi setiap saat dan dalam keadaan apapun.

0 komentar:

Ekspresikan Komentar Anda | Ex : Ketik :10
:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40
:41 :42 :43 :44
:45 :46 :47 :48

Posting Komentar