Sabtu, 24 September 2011

Si Mata Merah Basah. . .

Si pemilik mata merah dan basah yang sering aku jumpai di alam tidurku. Seperti biasanya ia selalu menyunggingkan senyum terindahnya, tanpa sepatah katapun. Dan senyum itu yang membuat sekujur tubuh ini menjadi dingin, namun menyejukkan. Genggaman tangannya masih terasa hangat dan seperti tak ingin ku lepaskan.

Mata yang begitu tajam. Mata merah basah yang tak semua orang memilikinya. Mata yang menyimpan berbagai rasa yang ia rasakan. Tersirat kebahagiaan yang tak ingin hanya ia nikmati sendiri. Namun terkadang menyampaikan kepedihan yang tak ingin ia bagikan kepada orang lain. Yang ia tau, ia akan selalu tersenyum dengan apapun yang terjadi.

Si mata merah basah yang indah, namun aku tak berani memandangnya lekat-lekat. Aku takut, takut semakin dalam yang aku rasakan. Rasa yang sering semena-mena hinggap di hati, pikiran bahkan otak. Dan entah hal apa yang membuatku begitu kuat untuk mempertahankan apa yang aku rasakan ini. Mungkin jawabannya masih bersembunyi, entah di mana. Sedang dan masih dicari.

Terkadang memang terasa sedikit berat. Tapi jauh dari itu semua, aku masih bisa dan sangat bisa menikmati perasaan yang aku rasakan sendiri. Selalu dan selalu ku bagikan melalui tulisan seperti ini. Karena aku merasa lebih baik setelahnya. Aku selalu percaya dengan setiap kata ataupun tulisan yang baik, yang terucap. Karena, mungkin Malaikat di atas sana mencatat semuanya.

Aku berharap waktu itu selalu panjang, karena begitu banyak kisah yang masih harus aku tuliskan tentang pemuda bermata merah basah. Dan entah mungkin atau tidak kisah ini akan benar-benar menjadi milikku seutuhnya.


CerpenNgawurNgasal
Sumber Inspirasi : Wangsit Ken Dedes *selanjutnya*

0 komentar:

Ekspresikan Komentar Anda | Ex : Ketik :10
:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40
:41 :42 :43 :44
:45 :46 :47 :48

Posting Komentar