Jumat, 20 Januari 2012

Beribu judul "Entahlah"

Entahlah, orang bilang aku suka sekali mengucapkan kata itu.

Kata yang semata-mata keluar dari mulut yang bergetar dan pikiran yang melayang. Tandanya aku belum siap untuk menjawab apa yang sebenarnya aku rasakan.

((Mungkin Aku seperti Ibuku yang lebih suka menuliskan perasaan daripada menceritakannya kepada siapapun. Dan tepat, hal ini semakin membuktikan bahwa aku adalah anak perempuan Ibuku yang aku sayang.))

Entahlah, terkadang aku merasa benci setiap melihat perempuan itu berkeliaran di depan mataku. Tapi aku rasa itu sudah berlalu. Sudah lama berlalu. Bukan aku harus memaafkannya tetapi aku harus memaafkan diriku sendiri.

Perempuan yang begitu berarti untuknya, untuk orang yang aku sayangi. Tapi seperti yang sudah aku tahu, beberapa waktu terakhir mereka sudah tak bersama lagi. Entahlah, aku harus bahagia atau bersedih. Tetapi yang jelas, antara keduanya itu yang aku rasakan sekarang.

Sampai pada akhirnya aku berani menyatakan apa yang aku rasakan selama ini. Hanya sampai Sejauh itu yang aku mampu. Aku tak akan banyak menuntut.
Dan sekarang lebih baik aku menepi sebelum aku terkena abrasi.

Entahlah, siapa yang harus aku percaya. Perkataannya sewaktu malam itu atau kata hatiku yang telah menjadi firasat buruk.

Tapi, ini diriku, ini hatiku aku akan mengikutinya. Sampailah pada keputusan yang masih bimbang untuk aku nyatakan bahkan sekedar aku tuliskan.

Dan aku hanya bisa berpikir, Entahlah. . . . . . . . .



Sumber : Curhatan teman yang senasib sepenanggungan denganku. hahahahahah

0 komentar:

Ekspresikan Komentar Anda | Ex : Ketik :10
:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40
:41 :42 :43 :44
:45 :46 :47 :48

Posting Komentar